Media berasal dari kata “medius” yang artiya tengah, parantara atau pengantar. Media adalah
alat yang mempunyai fungsi menyampaikan pesan (Bovee, 1997; dalam Rusman:2011).
Sedangkan menurut (Scram, 1977; dalam Rusman, 2011) media adalah technologi
pembawa pesan yang dimanfaatkan untuk pembelajaran.
Ada beberapa kriteria untuk menialai keefektifan
sebuah media, (Hubbard, 1983; dalam Rusman, 2011) mengusulkan Sembilan kriteria
untuk menilainya. Kriteria pertama adalah biaya. Biaya memang harus dinilai
dengan hasil yang akan dicapai dengan penggunaaan media itu. Kriteria lainnya
adalah ketersediaan fasilitas pendukung seperti listrik, kecocokan dengan
ukuran kelas, keringkasan, kemampuan untuk diubah, waktu dan tenaga penyiapan,
pengaruh yang ditimbulkan, kerumitan danyang terakhir adalah kegunaan.
Menurut Sudjana dan Rivai (Arsyad, 2002) mengemukakan manfaat
media pengajaran dalam proses belajar siswa, yaitu:
a. Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi
belajar.
b. Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih
dipahami oleh siswa dan memungkinkannya menguasai dan mencapai
tujuan pengajaran.
c. Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata
komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak
bosan dan guru tidak kehabisan tenaga.
Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak
hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati,
melakukan, mendemonstrasikan, memerankan, dan lain-lain.
Media
memiliki multimakna, baik dilihat secara terbatas maupun secara luas, AECT (association for education and communication
technology) memaknai media sebagai segala bentuk yang dimafaatkan dalam
proses penyaluran informasi. NEA (national
education association) memaknai media sebagai segala hal yang dapat
dimanipulasi, dilihat, didengar, dibaca dan dibicarakan beserta instrument yang
digunakan untuk kegiatan tersebut. Multimedia pembelajaran interaktif yang
mempergunakan strategi simulasi membawa siswa lansung dihadapkan pada
lingkungan atau situasi yang menuntut perannya atau menuntut siswa untuk
mengambil tindakan.
Menurut (Wester’s Collegiate Dictionary, 2004; dalam Shaharuddin, 2011), simulasi adalah “berpura-pura, untuk memperolehi intipati tanpa
melalui keadaan sebenar”.. Penggunaan simulasi berasaskan multimedia adalah
sebagai salah satu kaedah dalam
pendidikan dan penggunaannya kian meningkat dan popular.
Menurut (Alessi dan Trollip, 2001; dalam Shaharuddin, 2011) simulasi dibahagi kepada dua kumpulan berdasarkan objektif utama pendidikan
yaitu ingin mengajar tentang sesuatu atau untuk mengajar bagaimana membuat sesuatu.
Simulasi bagi mengajar sesuatu dibahagikan pula kepada dua subkategori iaitu Physical
dan Iterative Simulation manakala bagaimana membuat sesuatu juga
dibahagian pada dua sub-kategori iaitu Procedural
dan Situational Simulation.
Ciri-ciri simulasi yang efektif adalah:
1. Belajar
menjadi relatif lebih singkat dibandingkan metode lain,
2. Efektivitas
belajar meningkat bila model atau simulasinya benar-benar mendekati realita,
3. Belajar
menjadi efisien karena targetnya pada kemajuan dan hasil belajar.
Berikut
ini adalah tampilan awal dari media Phet Simulatins dilihat dari segi design
dan artistic media pembelajaran:
Tampilan awal dari media ini dimaksudkan untuk memberikan suat kesan yan mampu menarik perhatian pengguna media ini terutama menarik perhatian siswa yang diselingi dengan tampilan yang menarik dengan berbagai gambar simulasi yang ditampilkan pada background dari media yang disajikan dengan berbagai teks penggunaan media, tentang media Phet Simulations serta panduan penggunaan pada guru dalam mengajarkan suatu materi pelajaran yang akan diberikan kepada peserta didik. Disampimng itu, media ini dapat diatur penggunaan bahasa yang ingin dipakai pengguna termasuk bahasa indonesia yang mudah dimengerti leh guru maupun siswa dapat memahaminya.
Berdasarkan
beberapa uraian diatas, penulis dapat menyimpulkan bahwa media Phet simulations adalah salah satu media
pembelajaran yang bertujuan untuk memberikan pengalaman belajara yang lebih
konkret dengan beerbagai bentuk-bentuk tiruan yang mendekati konsep yang
sebenarnya.
Referensi:
Arsyad, Azhar. 2002. Media Pembelajaran.
PT Raja Grafindo Persada:Jakarta
Rusman. Kurniawan,
D. dan Riyana, C. 2011. Pembelajaran
Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Rajawali Pers: Jakarta.
Shaharuddin Salleh,
S. Zaidatun, T. 2011. “Pembinaan Sistem Pembelajaran Berasaskan Simulasi
Interaktif menerusi Web bagi Kursus Telekomunikasi dan Rangkaian” dalam Jurnal
Teknologi Pendidikan Malaysia 1(1):51
0 komentar:
Posting Komentar